Mana Pandangan yang Layak Dipercaya, Bumi Bulat atau Bumi Datar?
Mana Pandangan yang
Layak Dipercaya, Bumi Bulat atau Bumi Datar?
Percayakah
kamu bahwa bentuk bumi itu bulat? Belum ada seorang pun yang percaya. Begitu
pula yang terjadi pada Galileo Galileo pada tahun 1616. Ketika Galileo
mengutarakan pendapatnya tentang bumi yang berbentuk bulat, pihak gereja pun memusuhi
lantas memenjarakannya.
Baru
ketika Apollo 8 mengadakan misi luar angkasa dan berhasil mendapatkan foto
bumi, pendapat Galileo diakui seluruh dunia. Menakjubkan bukan? Butuh waktu 3,5
abad untuk membuktikan kebenaran pendapat Galileo. Hasil temuan gambar bumi
dari Apollo 8 pada tanggal 24 Desember 1968 itu disebut earthrise yang
artinya bumi muncul. Warna bumi dari gambar tersebut adalah kebiruan dan
bentuknya bulat.
Walaupun
saat itu bukti berupa foto sudah muncul, namun masih ada yang menyangkal
kebenarannya. Kelompok penyangkal tersebut disebut penganut flat–earther.
Mereka tetap percaya bahwa bumi itu bentuknya datar.
Pendapat lain tentang bumi diungkapkan oleh James Mclntyre, moderator
situs diskusi masyarakat bumi rata di Negara Inggris. Ia berpendapat bahwa bumi
berbentuk seperti piring. Menurutnya, bumi tidak rata secara keseluruhan karena
terdapat bukit dan lembah. Ia bahkan menyatakan diameter bumi berukuran 24.900
mil.
James
pun berani menyangkal bukti foto bumi yang ditunjukan NASA. Ia menganggap foto
tersebut hasil rekayasa internasional untuk mengeruk keuntungan semata.Lain
halnya dengan Christine Garwood, pengarang buku Flat Earth: The History of
an Infamous Idea yang berpendapat tentang kepercayaan penganut paham flat–earthers.Ia
mengatakan, sebenarnya mereka merupakan pencetus teori konspirasi tentang bumi
datar. Itulah sebabnya mereka pun menganggap foto-foto yang ditunjukan NASA
adalah palsu.
Terlepas
dari munculnya kelompok flat–earthers, hampir seluruh manusia
di bumi percaya bahwa bumi berbentuk bulat.Di samping itu, fakta otentik berupa
foto bumi yang ditunjukan NASA dan ahli astronomi beberapa dekade ini cukup
menguatkan pendapat bahwa bumi berbentuk bulat.
Selain
beberapa bukti / penalaran yang digunakan oleh filsuf dan ilmuwan, berikut ini
beberapa bukti lain yang menunjukan kalo bumi bulat.
1.
Adanya
zona waktu
Zona waktu terjadi sebagai akibat
dari cahaya matahari yang menyinari bagian bumi. Karena bumi bentuknya bulat,
maka matahari tidak bisa nih nyinarin semua permukaan bumi secara bersamaan,
harus bergantian. Akibatnya tiap daerah punya waktu yang
berbeda-beda di saat yang bersamaan.
2.
Foto
Bumi dari Apollo 17
Foto Bumi yang
diambil oleh Tim Apollo 17
Tepat pada tanggal 7 Desember 1972,
tim Apollo 17 memotret gambar bumi dari luar angkasa. Hasilnya, terbukti bahwa
bumi berbentuk bulat. Gambar tersebut telah dipublikasikan sehingga diketahui
oleh seluruh dunia. Tentu saja sekali lagi mematahkan pendapat kelompok flat–earthers.
3.
Kisah
penjelajahan manusia.
Udah banyak kisah penjelajahan
manusia mengelilingi bumi. Kisah yang disebut-sebut paling berpengaruh
terhadap sejarah dunia adalah penjelajahan Christoper
Colombus. Penjelajahan ini dipicu oleh jatuhnya kota
Konstantinopel oleh Kesultanan Ottoman, jalur perdagangan dari Eropa
- Asia ditutup. Padahal sebelumnya Konstantinopel merupakan salah
satu kota yang paling berpengaruh dan menjadi pusat perdagangan. Karena
kesulitan menempuh perjalanan darat maka perjalanan laut menjadi pilihan para
penjelajah Eropa termasuk Columbus.
Columbus
mencoba untuk menemukan rute laut paling singkat dari Eropa ke
Asia. Colombus sendiri sudah tau bahwa Bumi ini bentuknya bulat, tapi
dalam bayangannya waktu itu, bulatnya relatif kecil, tidak sebesar yang
kita ketahui sekarang (keliling katulistiwa 40,075 km). Oleh karena itu,
dia memutuskan ke Asia melalui Samudera Atlantik karena dia pikir rute ini
bakal lebih dekat. Ratu
Isabella yg membiayai perjalanan Colombus waktu itu menyarankan Colombus ke
arah timur. Colombus akhirnya pergi ke barat dan sampai di benua Amerika.
Karena mengira tiba di Hindia (Asia), mereka menyebut penduduk Amerika
tersebut dengan sebutan "Indian".
Sedangkan orang
pertama yang memimpin ekspedisi yang bertujuan mengelilingi bumi adalah Ferdinand Magellan. Penjelajahan ini disebut-sebut sama
pentingnya dengan misi pendaratan NASA di bulan. Saat itu
Magellan dan kru-nya yang totalnya 243 orang bertekad mengelilingi dunia dari
Spanyol ke Barat terus sampai akhirnya tiba ke Spanyol lagi. Dia mulai berlayar
ke arah Amerika (menyeberangi Samudera Atlantik), lalu menyeberangi Samudera
Pasifik sampai akhirnya sampai di Filipina. Dengan perbekalan yang terbatas, banyak
awak kapal yang meninggal karena lapar, sakit, ataupun perang dengan penduduk
lokal. Magellan sendiri tewas di Filipina dan awak kapal yang berhasil hidup
sampai kembali ke Spanyol cuma tersisa 18 orang. Untuk menghargai jasanya, nama
Magellan diabadikan dalam nama 2 galaksi tetangga Milkyway, Awan Magellan
Besar (Large Magellanic Cloud) dan Awan Magellan
Kecil (Small Magellanic Cloud).
Penjelajahan
lain yang familiar dengan sejarah Indonesia adalah penjelajahan antara Spanyol
dan Portugis. Pada abad ke 15, bangsa Eropa lagi gencar-gencarnya mencari
daerah jajahan baru. Keunggulan dalam teknologi navigasi dan perkapalan
yang dimiliki Portugis dan Spanyol menimbulkan persaingan dan perselisihan di
antara keduanya dalam memperebutkan wilayah penjelajahan dan perdagangan.
Akhirnya pemerintah Spanyol dan Portugis, dimoderasi oleh Paus, sepakat untuk
melakukan Perjanjian Tordesillas. Isi
dari perjanjian tersebut adalah pembagian arah pelayaran antara Spanyol
dan Portugis yang dibatasi oleh garis yang sekarang kira-kira garis 46
derajat bujur barat. Dalam perjanjian tersebut, Spanyol memiliki hak
perdagangan dan pelayaran ke arah barat, sementara Portugis ke arah timur.
Pokoknya mereka harus berlayar saling menjauh supaya tidak bersaing satu sama
lain. Kemudian berlayarlah kapal-kapal Spanyol ke Barat, lalu kapal-kapal
Portugis ke arah Timur. Tanpa disangka, mereka akhirnya bertemu di Kepulauan
Maluku.
4.
Variasi Konstelasi Bintang
Pengamatan
ini awalnya dibuat oleh Aristoteles (384-322 SM), yang menyatakan Bumi bulat
dilihat dari rasi bintang yang berbeda saat dia bergerak menjauh dari
khatulistiwa. Setelah kembali dari perjalanan ke Mesir, Aristoteles mencatat
bahwa ada rasi bintang yang terlihat di Mesir dan Siprus tetapi tidak
terlihat di daerah utara. Fenomena ini hanya bisa dijelaskan
apabila manusia melihat bintang dari permukaan yang bulat. Aristoteles
mengklaim bahwa lingkup lekukan bumi berbentuk melengkung tetapi karena
ukuran bumi yang besar perbedaan pandangan rasi bintang tidak bisa langsung
terlihat. (De caelo, 298a2-10)
Semakin jauh Anda
pergi dari khatulistiwa, semakin bervariasi konstelasi bintang yang
kita lihat dan digantikan oleh bintang-bintang yang berbeda. Ini tidak akan
terjadi jika dunia itu datar.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar