Cerita Bersambung
Misteri piano klasik Lalu lalang kendara yang tak bercelah, membuatku harus mundur kembali untuk melewati garis zebra itu. Cukup berulang kali aku melakukan hal itu. “ sial ” gerutuku, di ujung kanan sana lelaki itu merekam jelas gerak kesalku yang sedari tadi tak juga bisa menyebrang melewati jalan itu. Tekanan tangannya pada pergelangan kananku terasa jelas terasa, ya pengap, pedas dan perih. Begitu aku merasakannya, tapi syukurlah dengan begitu aku dituntunnya menyebrangi jalan yang sudah hampir satu jam yang tak juga ku taklukan. Entah dari mana sosoknya muncul, dia muncul secara tiba tiba kemudian pergi berlalu begitu saja, tanpa menatapku terlebih dahulu. Aku yang terpaku akan tingkahnya baru tersadar bahwa dia sudah berjalan menjauh dari hadapanku, “terimakasih” teriaku padanya dan di sambut dengan lambai tangan tanpa berbalik kearahku dan terus berjalan. “piano” sapa Mira, teman sebangku juga teman seperjuangan sejak SMP. Ya, seperti yang dikatakan Mira Piano itu m